Laman

open

Minggu, 29 November 2015

Catatan Penerjemah #1 : Gaya bahasa






EPISODE 1


Hi kawan! Kali ini mimin coba bikin rubrik baru! Semoga di sini kita bisa jadi lebih dekat dan akrab antara penerjemah dan pembaca. Mimin akan coba setidaknya dalam satu minggu ada satu catatan. So! Dalam episode pertama ini kita akan bahas soal sesuatu yang mungkin sangat kentara sekali, yaitu Gaya Bahasa penerjemahan.

Mimin rasa mungkin sudah banyak dari kalian yang tahu atau mendengar kalau gaya bahasa yang dipakai Pujangga berbeda dengan Line Webtoon. "Gayanya seperti baca buku, atau seperti baca teks" Di sini kita mau bilang kalau itu benar! Di dalam tim Pujangga sebenarnya ada pedoman utamanya, yaitu pertama kita translate dari bahasa gaul dulu, baru kemudian dibakukan.

Contohnya begini:

What are you doing? => Kamu lagi ngapain sih? => Kamu lagi apa sih? (final baku)
This is so good! => Ini bagus banget! => Ini bagus sekali! (final baku)

Seperti contoh di atas, proses penerjemahannya ada 2 tahap, yaitu diubah dulu ke versi bahasa Indonesia gaul, lalu diubah versi penulisan baku. Nah, sebenarnya ada kawan yang bilang, mestinya dibiarkan aja min, ga usah dibakukan, makin ga enak bacanya.

Sebenarnya kami sempat menimbang-nimbang untuk membiarkannya saja. Tetapi ada beberapa alasan yang membuat kami tetap memolesnya dengan tulisan baku. Kita berikan dalam bentuk poin-poin ya. Let's Go!



1. Pembaca komik bukan hanya kawula muda

Kami sempat mencoba terjemahan tanpa dibakukan, ketika dibaca oleh orang-orang atau kakak-kakak yang lebih senior, banyak yang merasa kurang sreg dan bahkan nggak ngerti artinya. Ternyata dengan gaya bahasa yang dipolesin tulisan baku, mereka bisa lebih mudah untuk menerima dan membaca pelan-pelan.


2. Pembaca komik berasal dari seluruh Indonesia, ada juga orang Indonesia yang masih di luar negeri.

Ini juga penting, soalnya mimin sendiri pernah bertahun-tahun tinggal di luar negeri. Mimin rasa banyak dari teman-teman yang nggak se-up-to-date atau bahkan nggak akrab dengan kata-kata baru yang dipakai di kota-kota besar di Indonesia. Jadi kami mengaku memang bener sih baca terjemahan Pujangga jadi agak kerasa seperti baca buku teks, tetapi sepertinya terjemahan ini lebih menjangkau semuanya, so that's not bad!


3. Ide awal gaya bahasa kami berasal dari dialog/dubbingan Film

Di Korea banyak youtuber yang memulai karya-karya dengan mendubbing Webtoon lho. Yap! Kata-kata balon suara yang ditulis di webtoon itu di dubbing! Contohnya seperti Orange Marmalade di sini. Dari situlah kami menemukan ide untuk gaya bahasa yang dipakai sebagai ciri khas. Ini juga poin penting untuk menikmati terjemahan kami. Kalau baca jangan buru-buru ya, selamilah setiap kata-katanya, dan ucapkan seperti menyuarakan sebuah film. Tapi kalau ada typo mohon dimaafin ya ^_^ Karena saking banyaknya teks, kita pasti ada kelalaian, jadi buat yang sudah sampai bela-belain memberitahu kami letak salah ketiknya, Thank you berat ya! :)


4. Nama kami Pujangga

Poin ini agak ga nyambung hehe. Tapi itu bukan sekedar nama lho, kami rasa nggak ada seorang Pujangga yang menulis kata-kata selangsung "Gue-gue elo-elo". Kata-kata seperti itu memang nyes dan pas menusuk hati! Tetapi di tangan seorang Pujangga (ciee) ga bisa dibiarkan begitu dong. Maka jadilah begini: "Itu cuma bagi dirimu, bukan bagi diriku!" kaya di drama opera mahal gitu. Btw poin ini nggak penting! Kalo kebanyakan pakai bahasa puisi juga aneh! Next!


5. Terjemahan Pujangga adalah Terjemahan Pujangga

Maksudnya adalah, terjemahan kami bukan bertujuan untuk menyaingi Line Webtoon, melainkan sebagai pelengkap. Sejak awal tujuan kita adalah mencoba menjadi salah satu terjemahan alternatif, yang bisa dibaca sampai disuarakan (dan kami harap itu terwujud). Lagian kalau sama aja dengan yang resmi mah ga usah baca dong, kan jadi sama aja kaya baca ulang hehe >_< Harapan kami, kamu bisa mengalami nuansa berbeda ketika baca terjemahan Pujangga. Itu aja kok :)


6. We are proud to have Indonesian Language including Slang

Sebagai orang Indonesia, kami bangga memiliki bahasa Indonesia, kami juga bangga punya bahasa Gaul (slang). Kadang-kadang kita juga pakai bahasa Gaul lho kalau sumbernya juga berbahasa Slang, contohnya:

Whatcha doin' => Lagi ngapain?

Meskipun begitu, semua terjemahan kami yang pakai bahasa gaul rata-rata karena sumbernya juga demikian. Menurut kami pribadi, terlalu banyak memakai bahasa gaul itu juga tidak baik, karena lambat laun, bahasa gaul merusak kaedah bahasa-bahasa asli kita. Lagipula, sumber bahasa Inggris pun juga minim sekali bahasa Slang. Apakah kalian sering menemui kata-kata seperti "Wanna", "Whatcha'", "Ain't", "Gotta", "Wadda", "Wazzup", "Wats Diz?" di Line Webtoon bahasa Inggris? Tentu tidak kan? Walaupun ada, jumlahnya sangat terbatas sekali dan biasanya hanya muncul karena situasi tertentu (contohnya konteks humor, atau kata-kata yang dipakai gangster).

Itulah kharisma bahasa yang kami coba berikan juga dalam bahasa Indonesia.



7. Kami terbuka dengan ide-ide dan saran-saran kalian

Semua poin di atas ditulis dari sudut pandang kami. Mimin juga ingin tahu pendapat kalian.
Tulis komen kalian di bawah ya :) Makasih banyak buat yang sering datang.
Kita bukan youtuber jadi gak ada tombol subscribe >_<
tapi mimin sudah senang dengan kalian sering mengunjungi web ini.

Semoga dengan postingan ini kita bisa saling mengenal ya,
see you guys on the next catatan! Kita tutup dengan puisi dulu.



Bukannya kami tak bisa,
tetapi karena semua ada alasannya.
Jikalau engkau baca untaian kata yang hampir sama
tetapi tiada nama Pujangga
mungkin saja kami lah yang ada di baliknya ;)

#sengaja_mau_bikin_merinding



SAMPAI JUMPA
-POEDJANGGA-









Tidak ada komentar:

Posting Komentar